Ketua PKK Kabupaten Supiori, Ance Wanggay SE membangkitkan keberadaan perempuan di Kabupaten Kepulauan Sopiori dengan pengetahuan dan ketrampilan.
Ance Wanggai |
DEBURAN ombak laut Pasifik yang menghantam Kepulauan Sopiori, tak dapat menghalang semangat kaum perempuan di sana untuk bangkit dan menata hidupnya sebagai sumber kehidupan.
Awalnya, kebangkitan kaum perempuan Sopiori ini digagas oleh Ance Wanggai dengan menjadikan Duber sebagai kampung percontohan. Untuk itu, PKK dan instansi terkait melakukan penataan administrasi kampung.
Setelah itu, dari kampung Duber, semua aktivitas untuk mendongkrak keberadaan kaum perempuan Supiori dilalukan. Ada tiga kegiatan yang menjadi fokus, yaitu bidang kesehatan, pemberdayaan ekonomi keluarga, dan pengetahuan soal Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan hak politik.
Untuk bidang kesehatan, PKK bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori mendatangkan para medis, termasuk dokter spesialis dari Jakarta, Jayapura dan Sorong untuk memberikan kepamahan kepada kaum perempuan tentang hidup sehat, termasuk makanan bergizi dan pengobatan masal.
“Tujuan saya untuk mengangkat derajat kesehatan kaum perempuan secara khusus dan masyarakat Supiori secara umum,” kata Ketua PKK Supiori, Ance Wanggai, istri dari Bupati Supiori, Yules F Warikar di Korido, Supiori pada 3 Oktober lalu.
Menurut Ance Wanggai, bahwa dari bebrapa kunjungan yang dilakukan PKK di kampung-kampung, banyak ditemui kasus gizi buruk Ibu dan anak serta jumlah angka kematian ibu yang tinggi .
“Untuk itu, PKK mengawali program peningkatan kualitas kesehatan Ibu dan anak yang meliputi, penyuluhan peningkatan kesehatan ibu dan gizi buruk serta pengobatan massal di kampung-kampung,” kata Ketua PKK itu.
Menurutnya, Kepulauan Supiori termasuk kabupaten yang kaya dengan ikan tapi kekurangan sayuran. Banyaknya ikan, tidak bisa menjamin, baiknya gizi. Hal ini terbukti, bahwa angka kematian ibu dan anak cukup tinggi akibat gizi buruk. Contohnya di Sowek, ditemukan kasus gizi buruk bagi ibu dan anak bahkan ada anak yang mengidap penyakit Marasmus.
“Anak-anak itu saya bawa ke rumah sakit dan mendapat pengobatan secara gratis,” kata Ance Wanggai yang lahir di Sorong pada 22 Oktober 1950.
Sekarang, program peningkatan kualitas kesehatan, termasuk peningkatan gizi menjadi program prioritas PKK, setiap tahun.
“Jadi setiap tahun, Tim PKK melakukan penyuluhan peningkatan gizi dan pengobatan massal dengan mendatangkan dokter umum dan spesialis dari Jayapura, Sorong, Manado dan Jakarta untuk ke kampung-kampung di Supiori. Untuk itu, PKK bekerjasama dengan Yayasan Peduli Kasih Papua,” ungkap Ance.
Menurutnya masalah kesehatan ibu dan anak juga gizi, serta pendidikan adalah masalah utama perempuan Supiori. Hal inilah yang menjadi tantangan untuk PKK di Supiori .
“Ibu-ibu yang ada di Supiori ini sering tidak memperhatikan anak maupun dirinya, termasuk juga kulitas ibu-ibu itu sendiri. Beberapa tahun lalu, banyak ibu-ibu yang meninggal karena masalah kesehatan. Tapi kini mulai teratasi karena mereka mulai mengerti bagaimana mengkonsumsi makanan yang sehat, merawat diri sendiri dan anak,” kata ibu dari sembilan orang anak itu.
Menurut Ance, kalau masalah kesehatan ibu dan anak tidak diperhatikan, maka dikuatirkan, disuatu saat nanti, generasi Supiori tidak ada lagi.
“Tapi sejak PKK melakukan penyuluhan, sekarang sudah ada perubahan. Ibu-ibu mulai mengerti tentang pola hidup yang sehat,” kata wasit tinju di Kabupaten Nabire itu.
Sedangkan untuk pemberdayaan ekonomi keluarga, PKK mendatangkan para pemandu dari luar Papua untuk memberikan pelatihan ketrampilan pemanfaatan pohon kelapa, mulai dari akar sampai daun. Kegiatan ini disebut Program Kelapa Terpadu (PKT).
PKT ini lebih terfokus kepada kaum perempuan dan generasi muda untuk memanfaatkan pohon kelapa, mulai dari, batang, daun, air kelapa sampai buahnya.
Dari daun (lidi) dibikin taplak meja dan alas piring. Dari buah kelapa atau tempurung dijadikan pigura, meja, juga dapat dibuat briket arang dengan minyak untuk pengawet ikan. Sedangkan isi buah kelapa bisa dibuat visio semacam pasta gigi. Lalu air kelapa dibuat natadekoko yang dapat dicampur dengan es buah. Kemudian batang kelapa dapat dibuat aneka asesoris
Pelatihan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Tapi saya punya tanggungjawab untuk mendongkrak keberadaan kaum perempuan di kampung-kampung sehingga saya berusaha datangkan fasilitator dari Jakarta,” kata Ance.
“Hasil karya mama-mama dari pelatihan kelapa terpadu itu telah dipamerkan dibagai event pameran, baik pameran PKK Provinsi Papua di Jayapura, pameran di Jambi, dan Expo 1 abad Menteri Pemberdayaan Perempuan di Jakarta. Ketika dipameran, banyak pengunjung terperanjat dan membeli hasil kreasi mama-mama Supiori,” kata Mama Wanggai – Warikar itu.
Selain itu, PKK Sopiori juga punya program penyuluhan soal Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan penguatan bidang politik melalui seminar perempuan dalam politik.
“Kekerasan terhadap perempuan di kabupaten ini cukup banyak. Latar belakangnya bervariasi. Ada yang soal ekonomi, miras dan lain-lain lagi. Kami ingin membekali kaum perempuan dan laki-laki di Supiori soal KDRT. Untuk itu, kami akan lakukan sosialisasi UU KDRT kepada kaum perempuan dan laki-laki,” kata Ketua Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) Kabupaten Supiori itu.
Dijelaskan, untuk mensosialisasi KDRT itu, pihaknya akan mengundang fasilitator dari Komnas Perempuan di Jakarta, Pokja Perempuan MRP dan PKK Provinsi Papua.
Selain itu, PKK Supiori juga melakukan seminar tentang perempuan dalam Politik. “Seminar ini akan menghadirkan para calon legislatif dari kaum perempuan untuk mendiskusikan soal apa yang hendak dilakukan ketika masuk menjadi anggota DPRD. Kita tidak mau lihat dan dengar, bahwa perempuan di DPRD itu tidak bisa berbuat apa-apa,” kata mantan Pengurus Himpunan Wanita Karya Kabupaten Nabire itu.
Dalam seminar itu, akan nampak, perempuan siapa yang berkualitas dan layak untuk menjadi anggota DPRD sehingga ia dapat mengangkat hak dan martabat perempuan di daerah ini. Bukan sekedar menjadi anggota DPRD tapi tidak dapat berbuat untuk mama-mama yang ada di kampung-kampung,” tegas Ance Wanggai-Warikar itu.
Selain itu, melalui wadah PKK, Ance sedang memperjuangkan ke DPRD dan pemerintah daerah agar di Kabupaten Supiori ada Kantor Pemberdayaan Perempuan. “Mudah-mudahan, tahun 2009, kantor ini sudah ada,” katanya.
Tampaknya, sebagai kabupaten yang baru dimekerkan beberapa tahun lalu, tantangannya cukup berat. Walau begitu, anak kelima dari Almarhum Pdt Yan Wanggay dan Petronela Numberi, mencoba menghadapinya.
“Ya, dalam membangun daerah ini, baik untuk mendampingi bapak sebagai bupati juga dalam merealisasikan program PKK, saya harus banyak belajar tentang adat istiadat masyarakat Supiori juga sejumlah hal untuk mematangkan diri. Dan bapak selalu memberikan saran dan solusi untuk membantu saya dalam menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga sekaligus pendamping bapak sebagai bupati. Semua saya dilakukan agar dalam melaksanakan program di lapangan tidak terbentur,” kata Ance Wanggai.
Menurut Ketua PKW Gereja BETEL Pentekosta Se Papua ini, bahwa semua yang dilakukan itu bukan karena kemampunan atau kepintarannya tetapi atas dukungan, motivasi dari semua pihak. Tapi yang utama, semua itu dapat terjadi karena bimbingan dan tuntutan Tuhan. Selamat berjuang buat Mama Ance Wanggai – Warikar. Semoga sukses.
*** Krist Ansaka, Emanuel Goo (Supiori)
Editor: Helena Kobogau
0 Komentar