Pilkada Intan Jaya yang Damai, Biarkan Rakyat yang Memilih

“Para kandidat dalam pembukaan kampanye damai 24 November lalu, sudah menunjukkan bahwa dalam proses penyelenggaran pilkada akan berjalan damai dan aman. Para pendukung juga perlu menghormati dan menghargai satu pendukung dengan pendukung lainnya supaya berjalan aman, lancar dan damai dalam Pilkada. Perlu disadari oleh para pendukung kandidat  untuk memperlapang rakyat memilih dengan suara hati nurani masyarakat setempat."



Dalam rangkah pilkada jilid dua di Kabupaten Intan Jaya setelah pemekaran, sebagai inteletual berharap untuk mendepankan netrealitas dalam Pilkada. Proses Pilkada di Intan Jaya perlu dikawal baik oleh berbagai pihak terutama: Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Prempuan, Tokoh Adat dan Masyarakat pada umumnya.

Berharap  agar keempat kandidat yang bertarung dalam pilkada serentak 2017  ini adalah putra daerah yang terbaik yang sedang maju maka dukungan perlu diberikan dan perlu dikawal baik tanpa saling serang pihak antara pendukung lain demi mewujudkan demokrasi yang adil, jujur  dan transparan demi menghindari kerisuan dari para pendukung bacal calon kandidat dan pendukungnya. Dan perlu sadar bahwa para pendukung kandidat pun  biarkan rakyat memilih dengan suara hati nurani masyarakat setempat.

Krisman Bagau
Dalam dunia demokrasi persoalan kemanangan maupun kekalahan bukan menjadi persoalan karena hati nurani rakyat pun tidak bisa dibohongi terhadap pilihannya maka para pendukung dan para kandidat perlu menjaga massanya dan membinanya supaya pada waktunya pemilihan dan penetapan mereka memilihnya. Kemudian dapat menyaksikan siapa pemimpin mereka  sehingga pada akirnya sungguh-sungguh terwujud dan terpelihara akan perdamaian Pilkada sebagai demokrasi.

Para kandidat dalam pembukaan kampanye damai 24 November lalu, sudah menunjukkan bahwa dalam proses penyelenggaran pilkada akan berjalan damai dan aman. Sementara  itu setiap bakal calon sudah menawarkan program kerja setelah terpilh menjadi Bupati dan Wakil Bupati sehingga berharap kandidat pun menjaga pilkada dalam  kondisi yang damai, bermartabat serta berfropesional dalam menerima kenyataan kalah dan menang dalam persaingan merebutkan kemenangan. Untuk itu,  Para pendukung juga perlu menghormati dan menghargai satu pendukung dengan pendukung lainnya supaya berjalan aman, lancar dan damai dalam Pilkada.

Bagi para intelektual muda juga dalam melibatkan diri dalam menlangkan pilkada perlu netrealitas dengan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pilkada, karena rakyat menjadi penentu dalam pemerintahan maka partisipasi mereka menjadi penting.

Dalam pilkada perlu menghindari politik kambing hitam supaya mendepankan demokrasi sebagai kesamaan suku bangsa, agama, bahasa, dan daerah dalam rangka partisipasi di arena pilkada misalnya, justru dicela sebagai kegiatan SARA.
Pada saat yang sama, tidak bisa menyangkal realitas bahwa partisipasi politik kepartaian terkadang justru mengandalkan kemampuan memobilisasi ikatan-ikatan primordial tersebut menyebabkan pilkada di daerah menjadi kacau dan berdampak negatif.

Untuk itu, perlu melihat secara positif dan memberi kebebasan menentukan pemimpin daerah sesuai dengan hati nuarni.

Bagi  para kandidat juga perlu menjaga dan memobilisasi masa pendukunnya pada hal yang posistif. Tidak lain bahwa para kandidat dan team sukses berjiwa besar ketika menerima kekalahan dan kemenangan dalam pilkada.

Melihat banyak daerah hancur pasca pilkada ketika di mobilisasi oleh para kandidat dan para team sukses. Mereka berangapan dan berasumsi bahwa kami sudah menang nyatanya belum menang. Akhinya Masa mendukungnya di adu domba hingga hal-hal negatif terjadi. Untuk itu, semua elemen masayarakat  perlu menjaga dengan baik dan benar dan di arahkan pada posisi demokrasi yang sebenarnya.

 Krismas Bagau  sedang kuliah di Yogyakarta.
Artikel ini dimuat juga di Majalahlintasmeepago.com

Posting Komentar

0 Komentar